INI KITA

INI KITA

Kamis, 06 Oktober 2011

Pendidikan MAsa Depan


PENDIDIKAN MASA DEPAN

D
I
                                                                                 S
U
S
                                                                                 U        
N

OLEH

DETIRA PUTRI
NPM : 1006010020


 


                                                                                                  





                                      SEMESTER II                                
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH
MEDAN
2011



 

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim.
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT . Karena atas rahmat dan nikmat – Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ Pendidikan Masa Depan”. Makalah ini disusun untuk memperoleh nilai tugas akhir semester II mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik”. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalahnya kepada manusia untuk membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang masalah yang berhubungan dengan judul makalah. Untuk mempermudah penyusunan makalah ini penulis mengambil variabel yang menyangkut  pendidikan nasional, dan pendidikan masa depan di Indonesia. Penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan mudah-mudahan pembahasan ini dapat menjadi bahan acuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi para mahasiswa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan dikarenakan kurang luasnya wawasan penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharap kritik dan saran ataupun sanggahan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempunaan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala bantuannya mendapat balasan dari Allah SWT dan memberi manfaat bagi kita semua.
                                                                                    Medan, 15   Juni 2011

Down Ribbon: i                                                                                                Penulis

(Detira Putri, NPM: 1006010020, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Al – Washliyah Medan )

ABSTRAK

            Pendidikan merupakan sebuah usaha yang berjalan secara terus-menerus untuk menjadikan manusia (masyarakat ) mencapai kemakmuran. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Jadi, pendidikan tidak mengenal waktu untuk  memperolehnya, tidak mengenal masa baik masa sekarang maupun yang akan dating atau masa depan untuk mengikutinya.
            Pendidikan masa depan dapat ditinjau menjadi dua variabel yaitu Pendidikan dan Masa Depan. Dalam makalah ini metode yang digunakan yaitu metode Penelitian Pustaka ( Library Research ) yaitu bersumber dari bahan – bahan referensi yang ada untuk mendapatkan data.
Pendidikan mempunyai banyak definisi bagi setiap orang yang memahaminya, serta batasan yang berhubungan dengan pendidikan. Masa depan dalam dibidang pendidikan lebih dikenal dengan riset masa depan atau studi masa depan. Apa dampak yang ditimbulkan masa depan terhadap pendidikan. Pendidikan seperti apa yang ada di Indonesia pada masa lalu, masa kini, serta pendidikan apa yang diharapkan ada nantinya di masa depan agar pendidikan tersebut lebih bermutu dari  masa lalu dan masa kini. Dalam hal ini contohnya negara Indonesia.


                                                   




 

 


DAFTAR ISI


ABSTRAK.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB 1             PENDAHULUAN

                        A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

                        B. Perumusan Masalah...........................................................................1

                        C. Tujuan Makalah.................................................................................2

                        D. Sistematika Penulisan........................................................................2

BAB II                        TINJAUAN PUSTAKA

                        A. Pengertian Pendidikan.......................................................................3

                        B. Batasan Tentang Pendidikan.............................................................4

                        C. Unsur-unsur Pendidikan....................................................................6

                        D. Pengertian Masa Depan.....................................................................7

BAB III          PEMBAHASAN

A. Pendidikan Masa Lalu dan Pendidikan Masa Kini di       

    Indonesia.............................................................................................9

                                    1. Pendidikan masa lalu..............................................................

                                    2. Pendidikan masa kini

                        B. Alat Ukur Dampak yang Ditimbulkan Masa Depan
1. Masalah atau isu pendidikan apakah yang dapat diramalkan atau

 diprediksikan?

Down Ribbon: iii2.Apakah hari esok akan lebih baik (utopia) atau lebih

 buruk(disutopia)?


3.Perkembangan menarik apakah yang mungkin terjadi selama

 beberapa dekade yang akan datang?

4.Apakah signifikansi kependidikan dari masa depan itu?

                        C. Pendidikan Masa Depan
                                    1. Pendidikan afektif
                                    2. Pendidikan nilai
                                    3. Pendidikan karakter bangsa
                                    4. Pendidikan budi pekerti dan moral

BAB IV          PENUTUP

                        A. Kesimpulan

                        B. Saran

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................iv






















 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

            Pendidikan merupakan suatu usaha yang berjalan secara terus menerus untuk menjadikan manusia ( masyarakat ) mencapai taraf kemakmuran. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang bahkan terbelakang.
            Dewasa ini, tidak ada yang bisa memungkiri signifikansi pendidikan bagi pengembangan manusia dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Semakin luas wawasan pendidikan semakin besar kemungkinan kita menimbang dengan lebih baik apa yang harus dikerjakan di masa depan dan bagaimana mengerjakannya dalam rangka menciptakan reformasi dan pemberdayaan manusia yang lebih beradab dan santun.
            Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan, yakni pengalamn-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan.

B.  Perumusan Masalah

Agar masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas, maka pennulis membatasi
Permasalahan sepanjang hal-hal yang berkaitan dengan:
  1. Bagaimana pendidikan masa lalu dan masa kini di Indonesia?
  2. Apa pertanyaan yang dapat digunakan sebagai alat ukur dampak yang ditimbulkan masa depan?
  3. Pendidikan masa depan  di Indonesia atau pendidikan apa yang diharapkan ada di masa depan agar pendidikan lebih baik dari masa kini?


Down Ribbon: 1
 



C. Tujuan Makalah
           
            Adapun tujuan makalah ini yaitu sebagai jawaban atas permasalahan yang ada dalam makalah. Serta sebagai tambahan nilai tugas akhir mata kuliah “ Perkembangan Peserta Didik .” Diharapkan makalah ini juga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan tentang dunia pendidikan.

D. Sistematika Penulisan
           
            Dalam penulisan makalah ini, penulis membagi 4 (empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I            : PENDAHULUAN
Sebagai pendahuluan memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan makalah, dan sistematika penulisan.
BAB II                        :TINJAUAN PUSTAKA
Memuat tentang pengertian pendidikan, batasan pengertian pendidikandan , unsur- unsur pendidikan, dan pengertian masa depan.
BAB II            I           :PEMBAHASAN
Memuat tentang pendidikan masa lalu dan massa kini di Indonesia, serta dampak apa yang kemungkinan timbul di masa depan dan pendidikan massa depan untuk memajukan pendidikan yang lebih baik dari masa kini.
BAB IV          :PENUTUP
Memberikan kesimpulan dan saran-saran dari yang telah penulis uraikan dari bab-bab sebelumnya yang mungkin dapat bermanfaat sehubungan dengan penulisan ini.






Down Ribbon: 2
 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan

            Secara Epistomology ( bahasa ) arti Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogik. Paedegogik terdiri dari dua suku kata yaitu Paeda yang artinya anak dan Gogos yang artinya membimbing. Jadi, secara bahasa Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan membimbing anak yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.
            Definisi maha luas dari arti pendidikan yaitu:
  1. Pendidikan adalah hidup.
  2. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
  3. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.[1]
Definisi maha sempit dari arti pendidikan yaitu:
  1. Pendidikan adalah sekolah.
  2. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai pendidikan formal.
  3. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.[2]
Definisi alternatif atau luas terbatas dari arti pendidikan yaitu:
  1. Down Ribbon: 3Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
  2. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.[3]
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, arti dari pendidikan yaitu:
  1. Pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak.
  2. Pendidikan berarti daya upaya untuk mengajukan perkembangan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak-anak.
Menurut Frederick J. Mc. Donald, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat manusia.

B.     Batasan Tentang Pendidikan

            Batasan tentang pendidikan dilihat berbeda berdasarkan fungsinya, yaitu:
1.      Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya, dimana pendidikan itu diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami transformasi dalam 3 bentuk yaitu:
a.       Nilai-nilai yang cocok masih diteruskan, misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dll.
b.      Nilai-nilai yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta perkawinan.
c.       Nilai-nilai yang tidak cocok diganti.

2.      Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Down Ribbon: 4Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, dimana pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sisitematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahapan-tahapan bersinambungan (prosedural) dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat). Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu:
a.       Pembentukan pribadi oleh mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa dengan usaha mereka sendiri.
b.      Pendidikan diri sendiri (zelf vorming).

3.      Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
Pendidikan sebagai proses warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

4.      Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran.

5.      Definisi pendidikan menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat,1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggunng jawab atas pembangunan bangsa.


Down Ribbon: 5
 



C.    Unsur-Unsur Pendidikan

      Proses pendidikan banyak melibatkan banyak hal, yaitu:
1.      Peserta didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a)      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insane yang unik.
b)      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
c)      Individu yang sedang berkembang.
d)     Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
2.      Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat atau organisasi.
3.      Interaksi edukatif
Interkasi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antarpeserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
4.      Materi pendidikan
Dalam dunia pendidikan biasanya materi yang digunakan telah dibuat rencana pembelajarannya yang berdasarkan kurikulum yang berlaku sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan.
5.      Alat dan metode
Down Ribbon: 6Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat dilihat dari jenisnya, sedangkan metode diartikan sebagi segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan atas dua hal yaitu:
a)      Yang bersifat preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya hal-  hal yang tidak dikehendaki.
b)      Yang bersifat kuratif, yaitu yang bermaksud memperbaiki.
6.      Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan terdiri atas 3 yang biasanya disebut dengan Tri Partit Pusat Pendidikan yaitu:
a)      Lingkungan informal, lingkungan ini terdapat dalam keluarga.
b)      Lingkungan formal, lingkungan ini terdapat di sekolah-sekolaah sebagai tempat terjadinya proses pendidikan.
c)      Lingkungan nonformal, lingkungan ini bisa didapatkan di pendidikan luar sekolah ataupun di masyarakat.

D.    Pengertian Masa Depan

            Banyak ahli futuristik dalam hal mengartikan masa depan dalam bidang pendidikan memberikan nama lain yaitu studi masa depan atau riset masa depan. Riset masa depan adalah satu disiplin ilmu baru tentang pentajaman data dan perbaikan proses yang dipakai sebagai dasar dalam proses pembuatan keputusan dalam berbagai bidang usaha seperti perusahaan, pemerintahan, atau pendidikan.[4]
            Studi masa depan menurut Masini dapat berbentuk sebagai berikut:
1.      Masa Depan yang Mungkin ( Possible Futures )
2.      Masa Depan yang Dikehendaki (Preferable Futures)
3.      Masa Depan yang Masuk Akal (Plausible Futures)
4.      Masa Depan yang Paling Mungkin (Probable Futures)[5]
Down Ribbon: 7            Studi masa depan mulai dikenal terutama laporan kelompok Roma yang telah menyajikan laporannya yang terkenal The Limits to Growth pada tahun 1972. Sejak itu bermunculan bermacam laporan mengenai studi masa depan. Beberapa alat istilah yang dipakai dalam studi masa depan yaitu teknik dan sumber, dan analisis korelasi ganda. Berdasarkan studi masa depan ada 4 dimensi masa depan yaitu hari depan biologi, hari depan sosiologi, hari depan tekhnologi, dan hari depan kejiwaan.[6]



























Down Ribbon: 8
 

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan Masa Lalu dan Pendidikan Masa Kini di Indonesia

Salah satu sifat esensial dari kehidupan umat manusia adalah kehidupannya yang menyejarah. Artinya manusia hidup dalam 3 dimensi ekstensinya yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu adalah kurun waktu akumulasi pengalaman kehidupan manusia yang berguna untuk menegrti keberadaannya dewasa ini, dan kedua dimensi ini menentukan trah hidupnya yang diarahkan ke masa depan. Masa kini adala waktu yang sedang berlangsung dan mengarahkan ke masa depan.

  1. Pendidikan masa lalu
Jika berbicara mengenai pendidikan masa lalu kita akan berkaca kepada sejarah pendidikan yang ada. Demikian pula di Indonesia, Indonesia merupakan  negara yang pernah dijajah. Adapun sejarah pendidikan di Indonesia yang membuka hal tentang pendidikan masa lalu yaitu sebagai berikut:

a)      Pendidikan masa Hindu-Budha

Sistem pendidikan pada masa lalu baru dapat terekam dengan baik pada masa Hindu-Buddha. Sistem pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan. Karsyan adalah tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan dan mandala.
Down Ribbon: 9Patapan memiliki arti tempat bertapa, tempat dimana seseorang mengasingkan diri untuk sementara waktu hingga ia berhasil dalam menemukan petunjuk atau sesuatu yang ia cita-citakan. Ciri khasnya adalah tidak diperlukannya sebuah bangunan, seperti rumah atau pondokan. Bentuk patapan dapat sederhana, seperti gua atau ceruk, batu-batu besar, ataupun pada bangunan yang bersifat artificial. Hal ini dikarenakan jumlah Resi yang bertapa lebih sedikit atau terbatas. Tapa berarti menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu, orang yang bertapa biasanya mendapat bimbingan khusus dari sang guru, dengan demikian bentuk patapan biasanya hanya cukup digunakan oleh seorang saja.
Istilah kedua adalah mandala, atau disebut juga kedewaguruan. Berbeda dengan patapan, mandala merupakan tempat suci yang menjadi pusat segala kegiatan keagamaan, sebuah kawasan atau kompleks yang diperuntukan untuk para wiku/pendeta, murid, dan mungkin juga pengikutnya. Mereka hidup berkelompok dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama dan nagara. Mandala tersebut dipimpin oleh dewaguru.
Dengan demikian masyarakat yang tinggal di mandala mengemban tugas untuk melakukan tapa. Kemakmuran suatu negara, keamanan masyarakat serta kejayaan raja sangat tergantung dengan sikap raja terhadap kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, nagara perlu memberi perlindungan dan keamanan, serta sebagai pemasok keperluan yang bersifat materiil (fasilitas dan makanan), agar para pendeta/wiku dan murid dapat dengan tenang mendekatkan diri dengan dewata.

b)     Pendidikan masa Islam

Sistem pendidikan yang ada pada masa Hindu-Buddha kemudian berlanjut pada masa Islam. Bisa dikatakan sistem pendidikan pada masa Islam merupakan bentuk akulturasi antara sistem pendidikan patapan Hindu-Buddha dengan sistem pendidikan Islam yang telah mengenal istilah uzlah (menyendiri). Akulturasi tersebut tampak pada sistem pendidikan yang mengikuti kaum agamawan Hindu-Buddha, saat guru dan murid berada dalam satu lingkungan permukiman. Pada masa Islam sistem pendidikan itu disebut dengan pesantren atau disebut juga pondok pesantren. Berasal dari kata funduq (funduq=Arab atau pandokheyon=Yunani yang berarti tempat menginap).
Down Ribbon: 10Bentuk lainnya adalah, tentang pemilihan lokasi pesantren yang jauh dari keramaian dunia, keberadaannya jauh dari permukiman penduduk, jauh dari ibu kota kerajaan maupun kota-kota besar. Beberapa pesantren dibangun di atas bukit atau lereng gunung Muria, Jawa Tengah. Pesantern Giri yang terletak di atas sebuah bukit yang bernama Giri, dekat Gersik Jawa Timur. Pemilihan lokasi tersebut telah mencontoh ”gunung keramat” sebagai tempat didirikannya karsyan dan mandala yang telah ada pada masa sebelumnya.
Seperti halnya mandala, pada masa Islam istilah tersebut lebih dikenal dengan sebutan ”depok”, istilah tersebut menjadi nama sebuah kawasan yang khas di kota-kota Islam, seperti Yogyakarta, Cirebon dan Banten. Istilah depok itu sendiri berasal dari kata padepokan yang berasal dari kata patapan yang merujuk pada arti yang sama, yaitu “tempat pendidikan. Dengan demikian padepokan atau pesantren adalah sebuah sistem pendidikan yang merupakan kelanjutan sistem pendidikan sebelumnya.

c)      Pendidikan masa kolonial

Pada masa ini, wajah pendidikan Indonesia lebih terlihat sebagai sosok yang memperjuangkan hak pendidikan. Hal ini dikarenakan pada saat itu, sistem pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial adalah sistem pendidikan yang bersifat diskriminatif. Artinya hanya orang Belanda dan keturunannya saja yang boleh bersekolah, adapun pribumi yang dapat bersekolah merupakan pribumi yang berasal dari golongan priyayi.
Adapun prakteknya sistem pendidikan pada masa kolonial lebih mengadopsi pendidikan ala Eropa. Untuk Perguruan tinggi dimulai dengan berdirinya sekolah-sekolah kejuruan. Misal STOVIA(1902) yang kemudian berubah jadi NIAS(1913) dan GHS adalah cikal bakal dari fakultas kedokterannya UI. Lalu juga Rechts School (1922) dan Rechthoogen School (1924) kemudian melebur jadi fakultas hukumnya UI. Juga disusul beberapa fakultas lainya.
Down Ribbon: 11Di Bandung dimana bung Karno sekolah juga berasal dari sekolah teknik THS (1920) dan di Bogor dibuat juga sekolah perkebunan (1941) adalah cikal bakal IPB sekarang. Bila kemudian didirikan UI (1950) atau UGM (1945) adalah leburan dari yang sudah ada dan kemudian ditambahkan fakultas lainnya. Perlu dicatat pula universitas tua lainnya seperti ITB (1959), IPB (1963), Unair (1963), dan universitas swasta tertua kita adalah UII (1948). Barangkali bisa dimaklumi bahwa pendidikan di Indonesia masih sangat muda dibanding pendidikannya Plato. Walaupun sebenarnya sejak jamannya pangeran Aji Saka (abad 3) telah diperkenalkan huruf jawa dengan mencontoh huruf di India selatan, jadi pemerintahan Jawa Dwipa sudah mengenal pendidikan.
Namun kemudian mulai timbul kesadaran dalam perjuangan untuk menyediakan pendidikan untuk semua kalangan, termasuk pribumi. Maka hadirlah berbagai institusi pendidikan yang lebih memihak rakyat, seperti misalnya Taman Siswa dan Muhammadiyah.
Pada masa ini sistem Eropa dan tradisional (pesantren) sama-sama berkembang. Bahkan bisa dikatakan, sistem ini mengadopsi sistem pendidikan seperti yang kita kenal sekarang: Mengandalkan sistem pendidikan pada institusi formal macam sekolah dan pesantren.
Pendidikan pada masa Belanda, Jepang dan setelah kemerdekaan sulit dicapai oleh orang-orang dari rumah tangga kurang mampu. Mereka diajarkan dan diberi pengetahuan untuk kepentingan pihak penguasa. Mereka dijadikan tenaga kerja yang diandalkan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Setelah zaman kemerdekaan, rakyat dari rumah tangga kurang mampu terus menjadi sumber pemaksaan secara halus untuk pengembangan bibit padi unggul. Pendidikan sebagai alat penguasa untuk mengembangkan program yang dianggap dapat mendukung peningkatan pemasukan pemerintah.

  1. Pendidikan masa kini

Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia, pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Karena pendidikan merupakan suatu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan masyarakat.
Down Ribbon: 12Proses belajar tidak hanya terbatas pada pendidikan formal, namun setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Di Negara Indonesia pemerintah mewajibkan wajib belajar sembilan tahun yaitu pendidikan enam tahun pada pendidikan dasar dan tiga tahun pada pendidikan lanjutan tingkat pertama. Adapun tujuan secara umum pendidikan di indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaanWajib belajar yang ini ditekankan oleh pemerintah dengan harapan mampu menghapus anggota masyarakat dari buta huruf dan meningkatkan kecerdasan bangsa. Namun pada keyataanya pemerintah belum menjamin 100% masyarakatnya dapat merasakan pendidikan wajib belajar  meskipun pemerintah sudah menganggarkan biaya pendidikan dari APBN sebesar 20% untuk pelaksanaan wajib belajar.
Belum lagi masalah diatas dapat terselesaikan, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi, pendidikan di indonesia dihadapkan pada problem rendahnya mutu pendidikan yang sudah ada. Lembaga pendidikan yang ada kurang mampu dalam membangkan kreatifitas dan intelektualitas para peserta didiknya, sehingga setiap tahunnya selalu adanya penambahan pengangguran dalam dunia kerja, hal ini terjadi karena lembaga pendidikan dengan dunia kerja berjalan sendiri-sendiri sehingga keilmuan yang diperoleh kurang sesuai dengan dunia kerja, misalpun ada dari beberapa yang sudah sesuai akan tetapi pembangunan jiwa kreatif masih sangat minim sehingga tatkala dihadapkan dengan realitas terjadi adanya kebingungan yang dahsyat.
 Di Indonesia pendidikannya saat ini sedang mengalami masalah. Menurut Dody Heriawan Priatmoko ada tiga permasalahan pendidikan Indonesia saat ini yaitu:
  1. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan.Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat SD.Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama menunjukkan Anka Partisipas Murni( APM) untuk anak usia SD hanya mencapai 94.4% (28.3 juta jiwa siswa).
  2. Down Ribbon: 13Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur.Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunis kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
  3. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi siswa.Rendahnya mutu pendidikan terkait juga dengan kualitas dan pengajar yang masih rendah juga.
Upaya penyembuhan penyakit atau permasalahan pendidikan di Indonesia adalah :
  1. Perbaikan kebijakan ,masyarakat harus bisa lebih kritis terhadap pemerintah dalam hal kebijakan pendidikan.
  2. Memperhatikan kembali kualitas guru,dengan upaya pejaminan kesejahteraan dan perbaikan kualitas lembaga pencetak guru.
  3. Meningkatkan relevansi pendidikan.
  4. Meningkatkan mutu pendidikan .
  5. Memikirkan alternatif pembiyaan pendidikan yang tidak terlalu membebani masyarakat.
              Dan juga permasalahan tersebut harus  memperhatikan upaya melakukan holistikasi pendidikan dengan cara:
  1. Meningkatkan peran keluarga dalam pendidikan.
  2. Memperhatikan harga buku yang dijadikan sumber bacaan.
  3. Masalah pemanfaatan internet dalam pertukaran informasi yang bersifat mendidik dan berwawasan.
               Pendidikan bukan sekedar wadah yang memindahkan pengetahuan belaka tetapi mengoperasionalkan elemen–elemen seperti pengelolaan emosi, kemampuan bersosialisasi,karakter yang kuat dan seterusnya. Dengan terciptanya manusia dengan elemen tersebut , diharapkan manusia tersebut adalah manusia yang lebih berkarakter dan bisa menjadi manusia,yang dapat memajukan pendidikan di Indonesia dimasa datang.

  1. Alat Ukur Dampak yang Ditimbulkan Masa Depan

Down Ribbon: 14Setiap masa yang dilewati pasti akan membawadampak pada kehidupan manusia. Begitu pula masa depan, dampak masa depan terhadap 4 dimensi masa depan sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Bagaimana cara mengukur dampak yang mungkin timbul di masa depan, untuk mengetahui hal itu maka ada beberapa pertanyaan yang harus dipertimbangan untuk mengetahui dampak yang kemungkinan dapan ditimbulkan yaitu sebagai berikut:
  1. Masalah atau isu pendidikan apakah yang dapat diramalkan atau diprediksikan?
  2. Apakah hari esok akan lebih baik (utopia) atau lebih buruk(disutopia)?
  3. Perkembangan menarik apakah yang mungkin terjadi selama beberapa dekade yang akan datang?
  4. Apakah signifikansi kependidikan dari masa depan itu?
Untuk lebih mengetahui apa kemungkinan dampak yang timbul dimasyarakat,maka dari itu hal tersebut harus dipertimbangkan dahulu.

a.       Masalah atau isu pendidikan apakah yang dapat diramalkan atau diprediksikan?
Dalam dunia pendidikan apabila disinggungkan tentang kata peristiwa yang dapat di ramalkan, maka kata yang lebih cocok yaitu peristiwa yang dapat diprediksikan.
Peristiwa yang dapat diramalkan. Maksudnya ialah meramalkan pengujudan diri dan pengalahan diri terhadap pengkajian masa depan. Ramalan tentang pengujudan diri dan pengalahan diri ( self fulfilling and self defeating prophecy) merupakan konsep yang shahih (valid) dan penting. Sebab, ramalan ini meningkatkan kemungkinan terbuktinya anggapan bahwa riset masa depan serta perencanaan masa depan yang bijaksana betul-betul dapat mengakibatkan timbulnya intervensi terhadap peristiwa-peristiwa masa depan.
Di United of Stated, seorang ahli tingkah laku yakin bahwa ramalan penting saat ini  di United of Stated adalah sekolah makin lama makin tidak mampu melaksanakan fungsi mereka sekarang. Sekolah dapat melaksanakan fungsi-fungsi mereka yang baru dalam ketidakadaaan keputusan sosial yang sangat diperlukan tentang apa yang diharapkan masyarakat ( kebudayaan) dari sekolah yang didirikan.[7]
Down Ribbon: 15Sama halnya dengan Indonesia, pendidikan di lingkungan formal yaitu sekolah, peristiwa yang dapat diramalkan saat ini adalah pendidikan belum mencapai tujuannya. Seperti masalah moral dan karakter bangsa yang hilang sehingga tujuan pendidikan yang memanusiakan manusia dan juga yang berujuan membentuk manusia pancasila belum berjalan sempurna.
Sedangkan apabila kita berbicara tentang peristiwa yang dapat diprediksikan contohnya yaitu studi tentang jumlah pendaftaran berdasarkan data demografi, dan juga proyeksi mengenai kecenderungan kelahiran dan perubahan kependudukan yang sedikit berperan terhadap pendidikan.

b.      Apakah hari esok akan lebih baik (utopia) atau lebih buruk(disutopia)?
Utopia yaitu bentuk masa depan  yang optimistik yang berakibat pada empat dimensi masa depan. Sedangakan dystopia yaitu bentuk masa depan yang tidak menentu yang berakibat dan membahayakan empat dimensi masa depan.
Untuk melihat hal yang akan terjadi itu utopia atau disutopia, maka kita perlu menanyakan apakah sekolah responsif terhadap perencanaan masa depan? Untuk mengetahui hal itu dapat diidentifikasikan dengan alternatif pendidikan masa depan serta mengkaji kualitasnya yang pluralistic dan dapat mengidentifikasikan adanya saling berhubungan antara alternatif dengan kesejahteraan umum, memastikan kemampuan pembiyaan kita terhadap berbagai alternatif tersebut dan menawarkan program-program pendidikan yang berbeda-beda sesuai cita-cita dan aspirasi dari bagian terbesar masyarakat kita yang pluralistik.
c.       Perkembangan menarik apakah yang mungkin terjadi selama beberapa dekade yang akan datang?
d.      Apakah signifikansi kependidikan dari masa depan itu?
Ada 4 potensi dari signifikansi pendidikan terhadap dunia masa depan yaitu :
v  Down Ribbon: 16Pendidikan penting karena pendidikan menyediakan wahana yang lebih teruji untuk implementasi nilai-nilai masyarakat yang berubah dan hasrat masyrakat yang muncul yang menimbulkan nila-nilai baru seperti kaca yang maksudnya yang dapat merefleksikan masyarakat, sekolah tidak menciptakan hari esok tetapi dapat mencerminkan kebudayaan yang berubah efektif dalam usaha terus menerus  untuk mendapatkan jalan hidup yang lebih baik.
v  Banyak masalah pokok waktu ini dapat diatasi dengan pendidikan, jika pengertian tentang tujuan pendidikan dapat diperoleh kembali.
v  Mengingat tuntutan besar yang akan dibebankan pada pendidikan, pentingnya pendidikan di dunia ini ditunjukkan oleh timbulnya fleksibelitas dan respon terhadap perubahan-perubahan dan alternatif pendidikan.
v  Perbaikan iklim psikologis sekolah dapat mencapai satu signifikansi baru bagi dunia pendidikan selama dekaden yang akan  datang. Keamanan merupakan persiapan terbaik bagi hari esok yang tidak aman. Pendidikan perlu menciptakan keamanan dari dalam (inner security) sebagai suatu penangkal bagi ketidakpastian. Kemauan untuk memberikan konstribusi bagi kehidupan kemanusian yang lebih super dikembangkan dalam suasana psikologis yang baik. Kemampuan untuk berkontribusi menjadi tidak berarti tanpa motivasi untuk membebaskan.
Pendeknya, pendidikan secara potensial penting karena:
1)      Pendidikan adalah satu cara mapan untuk memperkenalkan si pelajar pada keputusan sosial yang timbul.
2)      Pendidikan dapat dipakai untuk menangulangi masalah sosial tertentu.
3)      Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru.
4)      Pendidikan barangkali merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masing-masing untuk membimbing perkembangan manusia sehingga pengamanan dari dalam berkembang pada setiap anak dan karena itu dia terdorong untuk memberikan kontribusi kebudayaan hari esok.

  1. Pendidikan Masa Depan di Indonesia

Down Ribbon: 17Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap masyarakat membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang yang berujung pada keterpurukan. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Pendidikan akan  menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa depan.Oleh karena itu,keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut.Ciri masyarakat masa depan itu antara lain adalah :
1.      Kecenderungan globalisasi yang makin kuat. Baik di bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, di bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional atau ekonomi global, di bidang lingkungan hidup yang menjadi bahan pembicaraan dalam konferensi berskala internasional, di bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, di bidang politik seperti dalam pemilihan umum di suatu negara akan dipantau oleh negara lain, di bidang hokum, di bidang hak-hak asasi manusia, dll.
2.      Perkembangan IPTEK yang makin cepat.
3.      Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat,yang mengubah masyarakat menjadi masyarakat informasi.
4.      Peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia. Khusus yang terakhir tersebut,perlu lebih dimantapkan profesionalisasi tenaga pendidikan.
Karena ada kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak dinginkan di masa depan, maka ada upaya yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi masa depan dalam dunia pendidikan yaitu:
  1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberikan arah antisipasi tersebut yaitu adanya perubahan nilai dan sikap ke arah yang lebih baik.
  2. Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.
  3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan.
Down Ribbon: 18Prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Dari prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan nilai kulturan, nilai keagamaan dan semua kompenen masyarakat tanpa adanya diskriminatif.
Namun menurut penulis pendidikan yang perlu diterapkan di Indonesia selain mencangkup empat pilar yang canangkan UNESCO yaitu:
  1. Learning to know
  2. Learning todo
  3. Learning to be dan learning to live together learn how to learn
  4. Learning troughout life.
Penyelenggaraan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional harus lebih mementingkan aspek moral. Penekanan terhadap moral dipandang perlu karena dengan sikap kreatif dan profesional saja bangsa ini akan hancur, hal ini dapat dilihat pada keterpurukan moral para wakil rakyat yang korupsi sampai trilyunan rupiah. Untuk mewujudkan pendidikan diatas pemerintah melalui pihak terkait harus lebih tegas dalam menangani terhadap penyimpanganpenyimpangan yang ada, terutama terhadap pembiayaan pendidikan dan proses pendidikan baik mulai dari perencanaan, kegiatan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjutnya. Pemerintah juga berani menanggung biaya pendidikan minimal pendidikan wajib belajar dengan pemenuhan segala keperluan yang menunjang terhadap keberlangsungan proses pendidikan.
Down Ribbon: 19Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya, sehingga antara pendidikan dan dunia kerja terjadi adanya kesesuaian kebutuhan yang diperlukan. Dengan kemampuan sikap profesional, kreatif diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang setiap tahunnya meningkat, dengan memiliki sikap atau moral yang tinggi mampu untuk hidup bersama dan tolong menolong, bukan saling menggunakan keprofesionalannya untuk membodohi yang lebih bodoh, dan tentunya apabila program diatas berjalan secara baik dan benar mutu pendidikan semakin terus membaik.
            Serta untuk mencapai tujuan pendidikan masa depan, ada hal yang harus diperhatikan yaitu kurikulum pembelajaran. Kurikulum masa depan lebih dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diharapkan dapat mengatasi problem pendidikan khususnya mengenai rendahnya kualitas lulusan. Maka dari itu ada aspek-aspek yang harus dikembangkan dalam kurikulum masa depan (KBK) untuk mewujudkan siswa yang mandiri ,berbudaya ,sehat ,berakhlak mulia ,beretos kerja ,berpengetahuan ,menguasai tekhnologi dan cinta tanah air yaitu:
  1. Diversifikasi kurikulum yang mengakomodikasikan berbagai perbedaan siswa .
  2. Standard Nasional adalah ukuran nasional yang harus dikuasai siswa setipa jenjang pendidikan setelah menyelesaikan pendidikan.
  3. Implementasi kurikulum KBK.
  4. Mengacu kepada pilar pendidikan yang dirumuskan UNESCO.
  5. Peningkatan partisipasi rakyat.
  6. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah Pendidikan Kecakapan Hidup.Tim Broad – Based Education Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah:
  1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik.
  2. Memberikan kesempatan sekolah.
  3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada dimasyarakat.
Diharapkan hal yang diperhatikan tersebut dapat memajukan pendidikan  dimasa depan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Selain empat pilar yang dicanangkan UNESCO ataupun dengan perubahan kurikulum maupun pendidikan kecakapan dalam hidup, menurut penulis ada beberapa pendidikan yang perlu diperhatikan dan mungkin harus diterapkan dalam pendidikan. Di antaranya pendidikan yang harus ada di masa depan yaitu:

a.      Pendidikan Afektif
Down Ribbon: 20Menurut Jarolimek (1990: 53-57), pendidikan afektif ini merupakan sebuah pendidikan dimana yang dikembangkan adalah aspek emosi atau perasaan yang umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun juga dihubungkan dengan nilai-nilai hidup, sikap, dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan watak seseorang.[8]

b.      Pendidikan Nilai
Pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem keyakinan suatu masyarakat tentang hal baik yang harus dilakukan dan hal buruk yang harus dihhindari peserta didik. Dalam hal ini terdapat dua nilai yang harus dipahami oleh peserta didik yaitu hal baik dan hal buruk. Nilai-nilai hidup di lingkungan masyarakat Indonesia yang multikultural (banyak budaya atau adat) sangat banyak jumlahnya, sehingga pendidikan perlu dikembangkan dan berusaha untuk membantu peserta didik mengenali,memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu yang dapat dijadikan landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan hidup di dalam lingkungan masyarakat.

c.       Pendidikan Karakter Bangsa
Down Ribbon: 21Pendidikan yang lagi gencar dicanangkan oleh pemerintah adalah pendidikan karakter bangsa. Hal ini dilakukan karena pemerintah beranggapan kalo bangsa ini sudah kehilangan identitas sebagai bangsa yang bersatu padu dan berdasarkan pancasila. Jika berbicara mengenai karakter maka berhubungan dengan budi pekerti.Karakter adalah tindak-tanduk dan yang dilakukan oleh sesorang yang menentukan kualitas pribadi seseorang. Karakter bukan ucapan, pikiran atupun keyakinan seseorang melainkan “hasil akhir” dalam bentuk tindak tanduk dan tingkah laku seseorang. Karakter adalah sebuah motivasi untuk melaksanakan yang benar meskipun tidak ada yang melihat.Seseorang bisa berkata atau berpidato dengan manis atau bijak, mempunyai keyakinan yang luhur dan berpikiran tinggi tetapi bisa mempunyai karakter yang buruk. Karakter merupakan kunci sukses seseorang dalam setiap segi kegiatannya.[9]
Pengertian karakter kadang sering disamakan dengan pengertian budi pekerti. Seperti yang diatas telah dikemukakan pengertian karakter, sedangkan Budi pekerti adalah bagian dari karakter. Budi pekerti adalah nilai moral dan bagian etis dan etika dari sebuah karakter. Budi pekerti dan karakter tidak dimiliki dengan sendirinya, tetapi perlu dipelajari dan dididik. [10]
Budi pekerti dan karakter seseorang dapat terbentuk melalui:
a)      Budaya (orang tua, sekolah, dan masyarakat)
b)      Pendidikan.
c)      Media (tulis, cetak, elektronik, buku, dsb)
d)     Masyarakat sekelilingnya dan masyarakat umumnya.
Ada tujuh prinsip karakter menurut Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro yaitu:
a)      Integritas, bisa dipercaya, jujur, dan berani.
b)      Keagamaan dan moralitas.
c)      Menghormati sesama, toleransi, sopan santun, kerjasama.
d)     Penuh tanggung jawab.
e)      Bertindak adil.
f)       Peduli akan sesama.
g)      Kewarganegaraan.
Pendidikan karakter merupakan ungkapan untuk menerangkan berbagai aspek dari pendidikan dan pembentukan pribadi siswa.[11] Bidang-bidang yang dicakup antara lain adalah pendidikan:
Ø  Moral dan aspek kognitif.
Ø  Sosial dan aspek emosional.
Ø  Keterampilan hidup atau life skill.
Ø  Kewarganegaraan.
Ø  Pencegahan kekerasan.
Ø  Kesehatan.
Ø  Down Ribbon: 22Lingkungan.
Pendidikan karakter mencakup banyak aspek dan merupakan konsep yang rumit dan pelik untuk diterapkan dengan sukses dalam sekolah. Tiga aspek yang dicakup adalah:
Ø  Pendidikan moral.
Ø  Pendidikan kewarganegaraan.
Ø  Pengembangan karakter.
Nilai dan deskripsi nilai yang diharapkan ada pada Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang harus dimiliki siswa yaitu:
1)      Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2)       Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3)       Toleransi ialah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4)       Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5)       Kerja Keras  ialah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6)       Kreatif ialah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7)       Mandiri ialah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8)       Demokratis ialah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9)      Down Ribbon: 23Rasa Ingin Tahu ialah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10)   Semangat Kebangsaan ialah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11)  Cinta Tanah Air ialah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12)  Menghargai Prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13)  Bersahabat/Komunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14)   Cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15)  Gemar Membaca ialah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16)  Peduli Lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17)  Peduli Sosial  yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18)   Tanggung-jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter ini karakter setipa warga Indonesia dan identitas bangsa timbul kembali.

d.      Pendidikan Moral dan Budi Pekerti

Down Ribbon: 24Dalam kajian kebudayaan, nilai merupakan inti dari setiap kebudayaan. Dalam konteksnya berkaitan dengan nilai-nilai moral, dalam era globalisasi ikatan nilai-nilai moral mulai melemah. Masyarakat mengalami multikrisis nilai-nilai moral, sehingga pendidikan diseluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya pendidikan moral dan budi pekerti serta pendidikan karakter yang perlu dibangkitkan kembali. Di Amerika Serikat, serta di Indonesia dewasa ini muncul tuntutan untuk menyelenggarakan pendidikan moral dan budi pekerti dikarenakan ada 3 pertimbangan, yaitu:
Ø  Melemahnya ikatan keluarga.
Ø  Kecenderungan negative di dalam kehidupan remaja dewas ini, terutama di kota-kota besar sering terjadi tawuran antarpelajar.
Ø  Suatu kebangkitan kembali dari perlunya nilai-nilai etika, moral, dan budi pekerti dewasa ini.
Pendidikan budi pekerti adalah program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moraldalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama yang menekankan aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif.[12]
Pendidikan moral adalah suatu program pendidikan yang mengorganisasikan dan “ menyederhanakan” sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.[13]
Ruang lingkup pendidikan budi pekerti menurut Milan Rianto, (2001: 4-10) secara garis besar dapat dikelompokkan dalam tiga hal nilai akhlak yaitu sebagai berikut:
  1. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa
a.       Mengenal Tuhan
1)      Tuhan sebagai Pencipta
2)      Tuhan sebagai Pemberi
3)      Tuhan sebagai Pemberi balasan (baik dan buruk)
b.      Hubungan akhlak kepada Tuhan yang Maha Esa
1)      Down Ribbon: 25Ibadah atau menyembah
Ø  Secara umum, mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ø  Secara khusus, dalam ajaran islam yaitu shalat, puasa, zakat, dan haji.

2)      Meminta Tolong kepada Tuhan
Ø  Dengan berusahaa atau berupaya
Ø  Dengan berdoa
  1. Akhlak terhadap sesama manusia
a.       Terhadap diri sendiri, setiap manusia harus mempunyai jati diri serta harus menyadari apa kelebihan, kekurangan dan mampu menghargai diri sendiri.
b.      Terhadap orang tua, menghormatinya dan mencintainya.
c.       Terhadap orang yang lebih tua, bersikaplah hormat, sopan, menghargai, dan mintalah petunjuk, saran, dan bimbingannya.
d.      Terhadap sesama, menyapanya jika bertemu, tidak mengolok-olok sampai melewati batas, tidak memfitnah tanpa bukti, dll.
e.       Terhadap yang lebih muda, melindunginya, menjaganya, dan membimbing.
  1. Akhlak terhadap lingkungan
a.       Alam seperti tidak membuat kerusakan terhadap flora dan mengganggu kehidupan fauna.
b.      Sosial masyarakat atau kelompok, saling tegur sapa, saling gotong royong, dll.
Unsur- unsur pendidikan budi pekerti yaitu:
  1. Perkembangan kognitif Piaget. Piaget membagi perkembangan kognitif seseorang dalam empat tahap, yaitu sensori motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
  2. Down Ribbon: 26Taraf perkembangan moral Kohlberg. Kohlberg membagi perkembangan moral sesorang dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat prakonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat pascakonvensional. Dari ketiga tingkatan tersebut Kohlberg membaginya menjadi enam tahap, yaitu orientasi pada hukuman dan ketaatan, tahap oerientasi hedonis, orientasi anak manis, orientasi terhadap hokum dan ketertiban, orientasi kontak sosial legalitass, dan orientasi suara hati.
  3. Empati adalah kemampuan untuk mengetahui dan dapat merasakan keadaan yang dialami orang lain. Dasar empati adalah kesadaran.
  4. Kecerdasan Emosional (emotional quotient) adalah gabungan kemampuan emosional dan sosial.
Penanaman nilai budi pekerti pada jenjang formal harus memperhatikan nilai-nilai hidup sebagai berikut:
1.      Religiusitas
2.      Sosialitas
3.      Gender
4.      Keadilan
5.      Demokrasi
6.      Kejujuran
7.      Kemandirian
8.      Daya juang
9.      Tanggung jawab
10.  Penghargaan terhadap lingkungan
Sasaran dari pendidikan moral dan budi pekerti adalah kepribadian siswa, khususnya unsur karakter atau watak yang mengandung hati nurani sebagai kesadaran diri untuk membuat kebajikan. Mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti memang sangat sulit, maka dari itu perlu dilakukan pendekatan. Menurut draf Kurikulum Berbasis Kompetensi pendidikan yang harus dilakukan yaitu:
  1. Pendekatan penanaman nilai
  2. Pendekatan perkembangan moral kognitif
  3. Pendekatan analisis niali
  4. Pendekatan kalrifikasi nilai
  5. Pendekatan pelajaran berbuat
Down Ribbon: 27Dan yang terakhir yang perlu diketahui tentang pendidikan moral dan budi pekerti yaitu dalam mencapai harapan dan cita-cita pendidikan moral dan budi pekerti, tugas guru di sekolah menjadi sangat krusial dan menentukan. Thomas Lickona seorang penganjur barat pendidikan budi pekerti menawarkan beberapa tugas guru yang berat dan perlu dilaksanakan sebagai ujung tombak dan penanggung jawab pendidikan budi pekerti dan moral di sekolah, yaitu sebagai berikut:
  1. Pendidik haruslah menjadi seorang model sekaligus mentor dari peserta didik di dalam mewujudkan nilai-niali moral di dalam kehidupam di sekolah.
  2. Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral.
  3. Praktikkan disiplin moral.
  4. Menciptakan situasi demokratis di ruang kelas.
  5. Mewujudkan nilai-nilai kurikulum.
  6. Membiasakan budaya kerjasama.
  7. Tugas pendidik adalah menumbuhkan kesadaran berkarya.
  8. Mengembangkan refleksi moral.
  9. Mengajarkan resolusi konflik.
Semoga pendidikan massa depan di Indonesia lebih bermutu lagi dan tidak menghilangkan karakter, moral dan identitas bangsa di era globalisasi ini.
























Down Ribbon: 28
 

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Salah satu sifat esensial dari kehidupan umat manusia adalah kehidupannya yang menyejarah. Artinya manusia hidup dalam 3 dimensi ekstensinya yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Pendidikan pun terbagi atas 3 dimensi yaitu pendidikan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Di Indonesia pendidikannya masa lalu dapat dilihat dari sejarah pendidikannya. Pendidikan masa lalu di Indonesia berdasarkan waktu atau masanya terdiri atas pendidikan masa Hindu-Budha, pendidikan masa Islam, pendidikan masa kolonial. Sedangkan pendidikan masa kini terdapat beberapa kekurangan dalam mutu pendidikan yang harus diperbaiki untuk memajukan pendidikan masa depan.
Masa depan mempunyai kemungkinan yang berdampak pada pendidikan. Pendidikan masa depan harus dapat mengatisipasi ciri-ciri masyarakat di masa depan agar tidak mengarah kepada kerusakan. Maka dari itu pendidikan harus sesuai dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO dan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Selain itu pendidikan yang harus ada di masa depan yaitu pendidikan yang bersifat holistik ( menyeluruh ) diantaranya:
1)      Pendidikan afektif.
2)      Pendidikan nilai.
3)      Pendidikan karakter bangsa.
4)      Pendidikan moral dan budi pekerti.
Diharapkan pendidikan masa depan di Indonesia lebih bermutu lagi dan tidak menghilangkan karakter, moral dan identitas bangsa di era globalisasi ini.

B.     Saran

                    Ada beberapa saran yang ingin penulis tuliskan di makalah ini yaitu diharapkan semua warga Negara dalam memasuki era globalisasi bertindak dan tidak melupakan norma-norma yang berlaku, serta tidak melupakan identitas bangsa.


Down Ribbon: 29
 

DAFTAR PUSTAKA


Djojonegoro, Prof. Dr. Ing. Wardiman. 2011. “Membangun Karakter dan Peningkatan  
                    Mutu Pendidikan.” Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan Internasio-
                    nal Pendidikan Karakter dalam Peningkatan Mutu Pendidikan” Universitas
Down Ribbon: iv                    Negeri Medan, Medan, 22 Mei.

Masini, Eleonora B. 2004. Studi Futuristik (terjemahan). Yogyakarta: BKF dan Multime-
                    dia.

Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Putri, Detira. dkk. 2010. “ Makalah Pendidikan Indonesia di Masa Depan.” Makalah
                    tidak diterbikan. Medan: Universitas Al-washliyah Medan.

Samingan. 2009. “ Makalah Pendidikan Masa Depan Indonesia.” Makalah tidak diterbit-
                    Kan. Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga.

Shane, Harold G. 2002. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan (terjemahan). Jakarta: PT
                    Raja Grafindo Persada.

Tilaar, H. A. R. 2004. Multikulturalisme ( Tantangan-tantangan Global Masa Depan
                   dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Grasindo.

Tirtarahaja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Zuriah, Dra. Nurul, M.Si. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Pe-
                        Rubahan ( Menggagas platform Pendidikan Budi Pekerti secara Konteks-
                        Tual dan Futurustik). Jakarta: PT Bumi Aksara.


[1]Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2001 ),hlm. 3.

[2] Ibid, hlm. 6.
[3] Ibid, hlm. 11.
[4] Harold G. Shane, Arti Pendidikan bagi Masa Depan ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) ,    hlm.1.
[5] Eleonora B. Masini, Why Future Studies? (terjemahan), hlm.137.
[6]Harold G. Shane, Arti Pendidikan bagi Masa Depan ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) ,      hlm.17.
[7] Ibid, hlm. 20.
[8] Dra. Nurul Zuriah, M. Si,Pendidikan Moral & Budi Pekert Dalam Perspektif Perubahan ( Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristik), (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008), hlm. 19.
[9] Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, Membangun Karakter dan Peningkatan Mutu Pendidikan ,Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan Internasional Universitas  Negeri Medan,  Medan 22 Mei 2011, hlm. 2.
[10]Ibid, hlm. 3.
[11] Ibid,hlm. 4.
[12] Dra. Nurul Zuriah, M. Si,Pendidikan Moral & Budi Pekert Dalam Perspektif Perubahan ( Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristik), (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008), hlm. 19.

[13] Ibid, hlm 22.

Tidak ada komentar: